Fraud dan cara deteksinya.
Andai saja th 1977 ketua LPES berani mengumumkan hasil quick count yang dilakukannya, mungkin rejim ORBA akan berakhir lebih cepat, karena hasil quick count waktu itu memang berbeda jauh dengan hasil perhitungan PPI(KPUnya waktu itu), mungkin juga tidak akan terjadi kerusuhan 1998. Tapi sejarah memang sudah tersurat dan tinggal kita ambil hikmahnya.
Menyambung postingan sebelumnya, akan dibahas tentang fraud data, tidak ada salahnya kita tengok beberapa tokoh dibalik lahirnya Benford Law, Frank Benford seorang insinyur di General Electric yang membuat formula untuk mencari fraud yang kemudian dikenal dengan Benford Law, sebenarnya landasan teorinya sudah ditemukan sejak lama oleh ilmuwan Amerika Simon Newcomb pada tahun 1880-an.
Teori.
Filosofi teorinya sederhana, bahwa angka yang mengandung digit 1 selalu lebih besar probabiltas munculnya dibandingkan yang lain, contoh ambil urutan angka 1-50, probabilitas munculnya angka, 1,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,21,31,41, ada 14 angka, sementara angka yang mengadung digit 2 adalah 2,20,21,22,23,24,25,26,27,28,29,32,42, ada 13 angka, dan 3, 30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,43 ada 12 angka, demikian seterusnya. Cerita singkatnya setelah Frank Benford bereksperiment selama 50 th dengan berbagai kasus menemukan formula yang disebut Benford Law :
Aplikasi Benford law
Andai saja th 1977 ketua LPES berani mengumumkan hasil quick count yang dilakukannya, mungkin rejim ORBA akan berakhir lebih cepat, karena hasil quick count waktu itu memang berbeda jauh dengan hasil perhitungan PPI(KPUnya waktu itu), mungkin juga tidak akan terjadi kerusuhan 1998. Tapi sejarah memang sudah tersurat dan tinggal kita ambil hikmahnya.
https://nwcua.org/category/compliance/fraud-alert/ |
Menyambung postingan sebelumnya, akan dibahas tentang fraud data, tidak ada salahnya kita tengok beberapa tokoh dibalik lahirnya Benford Law, Frank Benford seorang insinyur di General Electric yang membuat formula untuk mencari fraud yang kemudian dikenal dengan Benford Law, sebenarnya landasan teorinya sudah ditemukan sejak lama oleh ilmuwan Amerika Simon Newcomb pada tahun 1880-an.
Teori.
Filosofi teorinya sederhana, bahwa angka yang mengandung digit 1 selalu lebih besar probabiltas munculnya dibandingkan yang lain, contoh ambil urutan angka 1-50, probabilitas munculnya angka, 1,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,21,31,41, ada 14 angka, sementara angka yang mengadung digit 2 adalah 2,20,21,22,23,24,25,26,27,28,29,32,42, ada 13 angka, dan 3, 30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,43 ada 12 angka, demikian seterusnya. Cerita singkatnya setelah Frank Benford bereksperiment selama 50 th dengan berbagai kasus menemukan formula yang disebut Benford Law :
Benford Law |
Benford Law dalam R scrip :
benford1 = log10(1+1/1:50)
names(benford1) = 1:50
Aplikasi Benford law
- Credit card transactions
- Population/election
- Purchase orders
- Loan data
- Customer balances
- Journal entries
- Stock prices
- Accounts payable transactions
- Inventory prices
- Customer refunds
Di sini akan deberikan contoh aplikasi penggunaan Benford Law yang sudah ditulis dalam bahasa R:
Aplikasi ini juga dapat dipakai untuk menguji data pemilu kita, apakah data tersebut bersih atau mengandung fraud, dari pada meributkan quick count yang sudah pasti akurat. Jika saja diadakan studi dan analisa tentang data awal/raw data/DPT, dari 11 kali pemilu yang telah dilakukan di negri kita, data itu pasti akan lebih banyak bercerita dari pada sekedar menghasilkan quick count seperti sekarang ini. Ayo siapa yang mau berkolaborasi mengolah data ini, demi pemilu yang yang bersih dan adil, dan tercapainya demokrasi yang berlandaskan Pancasila dan UUD45 di negri kita.
Referensi:
Fraud Application
KPU
Screen shoot- Aplikasi Fraud Detection |
Referensi:
Fraud Application
KPU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar